Selasa, 22 Mei 2012

INISIASI 2-8 PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI 04 MKDU4101.04

INISIASI I

PENGERTIAN KOMUNIKASI DAN UNSUR-UNSUR YANG TERLIBAT DI DALAM
NYA

Saudara Mahasiswa, pada inisiasi 1 ini kita akan membahas tentang apa itu komunikasi, proses komunikasi dan unsur-unsur apa saja yang terlibat dalamsuatu proses komunikasi.

Saudara Mahasiswa, kita sebagai orang yang berkecimpung dalam bidang komunikasi, saya sebagai tenaga pengajar dan Anda sebagai mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Komunikasi, tentu sangat tidak asing dengan istilah komunikasi. Sering kita mendengar orang berkata ”sebaiknya hal itu dikomunikasikan terlebih dahulu”, ”itu diakibatkan karena adanya miss communication” dan sebagainya. Lalu, apa arti sesungguhnya dari komunikasi itu sendiri?. Banyak para ahli mendefinisikan komunikasi, namun secara garis besar yang dimaksud dengan Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain. Dalam proses penyampaian pesan tersebut, terdapat beberapa unsur di dalamnya, yaitu sumber/komunikator/pengirim pesan, pesan yang dipertukarkan, saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan, penerima pesan/komunikan, dampak/efek yang diakibatkan karena adanya pertukaran pesan, umpan balik/respon yang diberikan terhadap pesan yang diterima, serta gangguan/ noise yang mungkin muncul ketika proses komunikasi berlangsung.

Bila kemudian unsur-unsur komunikasi tersebut menyatu dalam suatu kegiatan komunikasi, maka terbentuklah suatu proses komunikasi yaitu serangkaian tindakan yang terjadi secara berurutan dalam kurun waktu tertentu dan memiliki keterkaitan antara satu unsur dengan unsur lainnya. Namun demikian, tidak setiap proses komunikasi melibatkan semua unsur komunikasi. Tergantung pada konteks terjadinya komunikasi. 
 
 
INISIASI 2 
 
MODEL-MODEL KOMUNIKASI
 
Saudara mahasiswa, di dalam ilmu komunikasi dikenal adanya model-model komunikasi. Model-model tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar yaitu model dasar komnikasi, model pengaruh komunikasi dan model dampak komunikasi. Model sendiri menurut Littlejohn adalah representasi simbolis dari suatu benda, proses atau gagasan/ide. Model sering digunakan untuk menggambarkan berbagai fenomena yang terjadi dalam berbagai peristiwa dalam kehidupan manusia. Tidak terkecuali peristiwa komunikasi. Dalam peristiwa komunikasi model digunakan untuk melihat faktor-faktor atau unsur-unsur yang terlibat dalam peristiwa komunikasi, struktur yang terjadi dalam peristiwa komunikasi dan peran yang dimainkan oleh masing-masing unsur. Berikut perincian dari tiga modcel komunikasi tersebut. 1. Model dasar komunikasi, yang menggambarkan proses terjadinya peristiwa komunikasi, yaitu menggambarkan tentang unsur-unsur apa saja yang terlibat dalam peristiwa komunikasi dan bagaimana masing-masing unsur saling terkait membentuk suatu proses komunikasi. Adapun yang termasuk model dasar komunikasi adalah model komunikasi intra pribadi dan antar pribadi dari Barnlund; model komunikasi linear dari Lasswell: model komunikasi sirkuler dari Osgood dan Schramm; model komunikasi Gerbner; Model komunikasi Riley and Riley; model komunikasi Newcomb; model komunikasi Shanon dan Weaver; model komunikasi DeFleur; 2. Model pengaruh komunikasi, yaitu model yang menggambarkan bagaimana upaya komunikator dalam mempengaruhi khalayak agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh khalayak. Yang menjadi titik perhatian dari model ini adalah pihak komunikator atau sumber penyampai pesan. Adapun termasuk dalam model pengaruh komunikasi antara lain: model stimulus respon dari Dew Flerur; model pengaruh psikkologis TV dari Comstock; model komunikasi dua tahap dari Katz dan Lazarsfeld; model spiral kehening dari Noelle-Neumann; 3. Model dampak komunikasi, dengan fokus utama pada dampak dari suatu peristiwa komunikasi. Model ini menggambarkan bagaimana akibat atau dampak yang terjadi pada diri khalayak setelah khalayak diterpa suatu pesan komunikasi. Dampak yang ditimbulkan bisa hanya sekedar terbentuknya pengetahuan (kognitif) khalayak, bisa sikap (afektif) khalayak, atau bahkan sampai terjadi perubahan perilaku ( konatif) pada diri khalayak.
 
INISIASI 3
 
 INFORMASI

Saudara mahasiswa, kata informasi tentu sudah tidak asing lagi bagi kita. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan informasi itu sendiri?. Ada tiga pandangan yang memberikan definsi terhadap informasi. Untuk lebih jelasnya, berik,ut pen jabaran dari tiga pandangan tersebut mengen ai definisi ingormasi.
1. pandangan yang mendefinisikan informasi sebagai fakta atau data.
Pandangan ini menganggap informasi sebagai material yang bisa dipindahkan. Sebagai contoh: di pintu ruang praktek seorang dokter tertulis informasi bahwa dokter praktek setiap hari X pada jam Y, sehingga dengan adanya informasi tersebut para pasien menjadi tahu bahwa dokter tersebut hanya praktek pada hari dan jam sebagaimana tertulis di papan informasi. Dari contoh di atas terlihat bahwa kalimat “dokter praktek setiap hari X pada jam Y ” menjadi informasi yang sifatnya material. Penekanan dari contoh di atas lebih ke pada proses pendistribusian informasi.
2. pandangan yang mendefinisikan informasi sebagai makna data
pandangan ini mendefinisikan informasi sebagai arti atau maksud dari sesuatu data. Dalam hal ini, masing-masing orang bisa memiliki penafsiran yang berbeda tentang arti atau maksud suatu data. Penafsiran terhadap suatu data dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan seseorang terhadap data, latar belakang disiplin ilmu dan latar belakang budaya. Sebagi contoh: Asep mengajak Ujang dan Joko untuk makan di rumahnya, Ujang menjawab atos makan. Karena Asep dan Ujang orang Sunda maka Asep tahu makan dari atos adalah sudah makan. Namun sebaliknya Joko yang orang Jawa memaknai istilah atos sebagai gambaran sesuatu yang keras, maka Joko cukup kaget mendengar ucapan Ujang. Dari contoh di atas tampak bahwa “atos” menjadi informasi yang yang lebih menekankan pada makna dari informasi tersebut. dalam hal ini, “atos” dimaknai berbeda oleh individu-individu yang terlibat dalam percakapan.
3. pandangan yang mendefinisikan informasi sebagai sesuatu yang digunakan untuk mengurangi ketidak pastian, untuk itu perlu diberi alternatif pilihan informasi. Sebagai contoh: Issu adanya lemak babi pada salah satu produk makanan favorit Amir membuat Amir cukup gelisah karena selama ini dia selalu mengkonsumsi makanan tersebut. Namun, setelah pihak perusahaan makanan yang bersangkutan, pihak MUI dan pihak-pihak yang berkompeten dengan kasus tersebut memberikan informasi bahwa produk makanan tersebut bebas dari lemak babi maka Amir menjadi lega. Ilustrasi di atas menggambarkan peran informasi sebagai sesuatu yang bermanfaat untuk mengatasi ketidak pastian.Kebingungan Amir teratasi dengan adanya informasi dari berbagai sumber.
Terakhir diperbaharui: Senin, 26 Maret 2012, 08:25
 

INISIASI 4

KOMUNIKASI NON-VERBAL
Saudara mahasiswa, komunikasi non verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi, yang pada umumnya digunakan untuk memperkuat ata memperjelas pesan-pesan verbal. Sebagai contoh: Tuti meyampaikan informasi kepada Ana, sahabatnya, bahwa dia telah putus dengan pacarnya, selama menyampaikan informasi tersebut air mata tuti selalu teruari, sehingga Ana tahu bahwa tuti sangat sedih atas kondisinya saat ini. Airmata yang dikeluarkan Tuti merupakan bentuk komunikasi nonverbal yag mengindikasikan bahwa dia sangat sedih.

Dari ilustrasi di atas tampak bahwa komunikasi non verbal tidak bisa dipisahkan dari setiap kegiatan komunikasi yang kita lakukan. Dalam bahasan modul 6 kegiatan belajar 2 telah dijelaskan bahwa sebagai salah satu bentuk kegiatan komunikasi, komunikasi non verbal memiliki ciri:

1. selalu ada dalam kehidupan nyata sehari-hari. Artinya bahwa setiap gerak kehidupan kita selalu didiringi dengan kegiatan komunikasi non verbal. ekspresi wajah kita, gaya bicara kirta, gerakan tangan dan kaki kita semuanya menggambarkan kegiatan komunikasi non verbal.

2. tidak mungkin tidak kita komunikasin. Hal tersebut menunjukkan bahwa direncanakan atau tidak, disengaja atau tidak komunikasi non verbal selalu kita komunikasikan.

3. terikat oleh budaya. Artinya bahwa komunikasi non verbal dipengaruhi oleh budaya dari masing-masing orang yang melakukan kegiatan komunikasi. Hal tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan makna antara satu orang dengan orang lain yang memiliki latar belakang berbeda terhadap suatu perilaku non verbal. sebagai contoh anggukan kepala bagi orang Indonesia diartikan sebagai tanda setuju, sedangkan angguukan kepala pada orang jepang diartikan sebagai tanda penghormatan.

4. dapat mengungkapkan perasaan dan sikap seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi non verbal bisa mewakili seseorang dalam mengekspresikan apa yang ada dalam hatinya yang mungkin tidak terungkap melalui pesan verbal. misalnya kita sedang marah dengan teman kita, namun kita tidak berani mengatakannya hanya raut muka kita yang tampak cemberut.
5. memodifikasi pesan verbal. dalam hal ini komunikasi nverbal diartikan sebagai penguat atau pelengkap komunikasi. Misalnya kita berkata pada anak kita “ Ibu marah sekali melhat perilakumu seperti itu” ketika kita mengatakan hal tersebut diiringi intonasi yang keras, sehingga anak kita tahu bahwa ibunya benar-benar sedang masrah.
Terakhir diperbaharui: Senin, 2 April 2012, 16:00
 
INISIASI 5
 
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
Dalam aktivitas komunikasi kita sehari-hari tanpa disadari sering kita melakukan kegiatan komunikasi antar pribadi. Percakapan kita dengan sahabat mengenai orang yang kita sukai; percakapan kita dengan orang tua mengenai perguruan tinggi yang ingin kita pilih untuk menempuh jalur kuliah dan sebagainya merupakan contoh-contoh dari kegiatan komunikasi antar pribadi yang kita lakukan. Namun, meskipun hampir setiap hari kita melakukan komunikasi antar pribadi apakah kita tahu bahwa komunikasi antar pribadi yang kita lakukan berjalan dengan efektif?. Sebagai contoh: Anda berceritera kepada teman Anda mengenai perasaan Anda yang sedang gundah ditinggal oleh kekasih Anda. Tetapi ketika Anda berceritera, ternyata teman Anda tidak menanggapi serperti yang Anda harapakan, malah teman Anda membalas ceritera Anda dengan menceriterakan kondisi dia yang sedang bahagia karena mendapat pacar baru, sehingga akhirnya Anda menghentikan ceritera Anda karena Anda merasa tidak nyaman. Contoh di atas menunjukkan bahwa komunikasi antar pribadi yang Anda lakukan tidak berjalan secara efektif. Lalu bagaimanakah agar komunikasi antar pribadi yang kita lakukan dapat berjalan secara efektif

Dalam modul 5 dijelaskan bahwa ada banyak sifat yang diperlukan untuk mencapai efektivitas komunikasi antar pribadi. Menurut perspektif humanistik efektifitas komunikasi dapat tercapai bila di antara orang-orang yang telibat dalam komunikasi antara pribadi memiliki sifat::

    keterbukaan, yaitu mau membuka diri pada teman bicara mengenai pikiran dan gagasan kita serta mau menanggapi pendapat orang lain
    empati, yaitu mau memahami apa yang dirasakan orang lain sehingga seolah-olah kita berada pada posisi orang tersebut
    perilaku suportif, yaiktu mau menerima masukan dari orang lain dan tidak bertahan pada pendirian
    perilaku positif, yaitu menilai diri sendiri maupun teman bicara secara positif.
    kesamaan, yaitu adanya pengalaman yang sama di antara orang-orang yang terlibat dalam percakapan serta adanya kesamaan kedudukan dalam berkomunikasi artinya tidak ada pendominasian percakapan dalam komunikasi tersebut.

Sedangkan perspektif pragmatis menganggap komunikasi antar pribadi dapat berjalan secara efektif bila orang-orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi memiliki sifat:

    yakin, yaitu tidak adanya rasa gelisah, malu atau gugup ketika berbicara dengan orang lain
    kebersamaan, yaitu memperhatikan apa yang dibicarakan teman bicara dan bisa merasakan apa yang ia rasakan
    manajemen interaksi, yaitu bisa mengontrol dan menjaga interaksi dengan teman bicara agar tercapai kepuasan dari kedua belah pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi
    perilaku ekspresif, yaitu melibatkan diri secara sungguh-sungguh dalam berinteraksi dengan teman bicara.
    orientasi pada orang lain, yaitu memperhatikan kepetingan teman bicarta dan tidak mengutamakan kepentingan diri sendiri.

Dari dua pandangan di atas dapat disarikan bahwa untuk mecapai efektifitas komunikasi interpersonal adalah adanya sifat keterbukaan dari diri kita sendiri dan kita siap menerima, memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh teman bicara. Bila sifat tersebut telah kita miliki niscaya komunikasi interpersonal yang klita lakukan dapat berjalan secara efektif.
Terakhir diperbaharui: Selasa, 10 April 2012, 08:01
 
INISIASI 6
 
 Proses komunikasi massa

Komunikasi massa adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan melalui media massa. Dalam hal ini redaksi media massa berfungsi sebagai sumber dan masyarakat pembaca, pendengar atau pemirsa menjadi khalayak dari media massa tersebut.

Saudara mahasiswa, dalam aktivitas komunikasi massa terjadi suatu proses decodeng, interpreteting dan encodeng. Yaitu suatu proses yang terjadi pada diri redaksi suatu media massa yang meliputi kegiatan membaca pesan yang diterima dari pengirim berita, memaknai pesan yang dikirim tersebut dan kemudian membentuk pesan yang akan disampaikan pada khalayak. Sebagai contoh. Ketika media massa menerima informasi tentang adanya bencana alam Tsunami di Aceh, redaksi media massa menginterpretasikan berita tersebut sebagai suatu bencana nasional yang sangat memprihatikan dan memerlukan bantuan dari seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, media massa kemudian membentukatau membuat berita yang di dalamnya mengupas tentang bencana Tsunami dan himbauan-himbauan agar masyarakat mau mengulurkan bantuannya ke pada masyarakat Aceh yang terkena bencana Tsunami. Berita yang dibuat tersebut kemudian disebarkan ke seluruh masyarakat Indonesia melaui siaran berita. Sehingga seluruh masyarakat Indonesia mengetahu bahwa telah terjadi bencana alam Stunami di Aceh.

Dalam komunikasi massa, proses decoding, interpreteting dan encoding sebenarnya tidak hanya terjadi pada pihak pengelola media massa (redaksi media massa), namun juga terjadi pada diri khalayak. Khalayak dalam menerima berita juga akan melakukan proses membaca/melihat/mendengarkan pesan, menginterpretasikan pesan dan membentuk pesan. Proses membaca, menginterpretasikan dan membentuk pesan ini sifatnya subjektif.Artinya bahwa setiap khalayak media massa belum tentu memiliki pemaknaan yang sama untuk suatu pesan yang sama. Sebagai contoh ketika media televisi pertamakali menyiarkan suatu acara hiburan dengan memunculkan artis dangdut pendatang baru yang populer karena goyangannya, ternyata menimbulkan berbagai reaksi di kalangan masyarakat. Di satu sisi, ada masyarakat yang menginterpretasikan bahwa goyang yang dilakukan artis tersebut adalah suatu seni, dan ketika terjadi pro dan kontra atas goyang yang ditampilkan artis tersebut, maka kelompok masyarakat ini menjadi kelompok yang menyetujui dan memberi apresiasiterhadap artis tersebut. Sementara di sisi lain, ada masyarakat yang menginterpretasikan gaya tersebut sebagai suatu bentuk pornografi, sehingga mereka menyampaikan protes dan menolak untuk menyaksikan pementasan sang artis di manapun berada.

Dari ilustrasi di atas dapat kita simpulkan bahwa suatu pesan yang disampaikan melalui media massa belum tentu akan diterima dan diinterpretasikan sama oleh seluruh masyarakat. Oleh karena itu, masalah proses komunikasi yang melibatkan unsur decoding, interpreteting dan encoding perlu menjadi perhatian redaksi media massa bila mereka mengaharapkan adanya penginterpretasian atau pemaknaan yang sama pada diri kahalayak terhadap pesan yang disampaikan.

saudara mahasiswa, demikian tadi bahasan tentang proses komunikasi massa.
Terakhir diperbaharui: Kamis, 19 April 2012, 05:43
 
INISIASI 7

Prinsip Homophily dalam Kegiatan Komunikasi Antar Budaya

Amir adalah seorang penyuluh keluarga berencana yang berasal dari pulau Sumatera. Amir ditugaskan oleh kantornya untuk melakukan kegiatan penyuluhan keluarga berncana pada masyarakat pedesaan di wilayah Jawa. Sebagai orang Sumatera, Amir terbiasa berbicara secara terus terang, tanpa basa-basi disertai dengan intonasi suara yang cukup keras. Hal tersebut sudah lazim dilakukan oleh masyarakat Sumatera dan tidak dianggap sebagai sesuatu hal yang tabu. Namun ternyata ketika Amir melakukan penyuluhan pada masyarakat diwilayah Jawa, Amir menemui banyak kendala. Masyarakat di mana Amir melakukan penyuluhan menolak kedatangan Amir dan tidak mau mengikuti penyuluhan yang diselenggarakan Amir. Menurut informasi yang diperoleh, masyarakat tersebut tidak menyukai gaya bicara Amir yang dirasa kurang halus dan terlalu terus terang.

Dari ilustrasi di atas tampak bahwa latar belakang budaya sangat berperan dalam menentukan keberhasilan suatu kegiatan komunikasi. Untuk itu penting kiranya bagi para pelaku komunikasi untuk memahami komunikasi Antar Budaya agar tidak terjadi konflik dan kesalahpahaman di antara pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi. Langkah yang bisa diambil untuk memecahkan masalah yang muncul sebagai akibat perbedaan latar belakang budaya pada orang-orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi adalah dengan menggunakan prinsip homophily.

Karena dengan menerapkan prinsip homophily akan dapat menciptakan suasana akrab di antara sumber dan khalayak. Bila bahasan tentang prinsip homophily ini kita kaitkan dengan contoh ilustrasi di atas, maka sebaiknya sebelum Amir melakukan kegiatan penyuluhan, Amir terlebih dahulu belajar bahasa jawa, berlatih berbicara halus dan berlatih hal-hal yang menjadi adat dan kebiasaan orang Jawa. Dengan demikian ketika Amir memulai kegiatan penyuluhannya tersebut, Amir telah memahami dan bisa menerapkannya dalam keiatan penyuluhan yang dilakukannya

Namun, apabila kita tetap tidak bisa menyesuaikan diri dengan adat budaya setempat meskipun kita telah berusaha untuk mempelajarinya, makaprinsip homophily juga bisa digunakan dengan cara melibatkan pemuka pendapat atau tokoh masyarakat setempat untuk menyampaikan pesan-pesan yang kita buat. Dalam hal ini pemuka pendapat berperan sebagai komunikator (penyampai pesan).

Saudara mahasiswa, demikian tadi bahasan kita mengenai prinsip homophily dalam kegiatan komunikasi antar budaya.
Terakhir diperbaharui: Jumat, 20 April 2012, 14:36
 
INISIASI 8
 
 EFEKTIVITAS KOMUNIKASI

Saudara mahasiswa, pada beberapa insisiasi terdahulu telah kita bahas berbagai bentuk kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh manusia. Baik kegiatan komunikasi antar pribadi, massa maupun antar budaya. Semua kegiatan komunikasi tersebut di atas tentunya diharapkan oleh para pelaku komunikasi agar dapat berjalan secara efektif, aritnya kegiatan komunikasi yang dilakukan dapat berjalan seperti apa yang diharapkan oleh para pelaku komunikasi. Sebagai contoh seorang penyuluh keluarga berencana memberikan penyuluhan keluarga berencana pada sekelompok masyarakat desa. Harapan penyuluh, penduduk desa tersebut mau menggunakan alat kontrasepsi setelah mereka mengikuti kegiatan penyuluhan. Apabila setelah mengikuti kegiatan penyuluhan penduduk desa setempat benar-benar mau menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan penyuluhan tersebut dapat berjalan secara efektif, karena apa yang menjadi harapan penyuluh dapat tercapai.

Bila kita melihat ilustrasi di atas, seolah tidak ada kesulitan untuk mencapai suatu kegiatan komunikasi yang efektif. Namun, dalam prakteknya tidaklah semudah itu. Ada hal-hal yang harus diperhatikan agar komunikasi yang kita lakukan dapat berjalan secara efektif. Di dalam modul 9 Buku Materi Pokok Pengantar Komunikasi disebutkan bahwa efektifitas komunikasi dapat dicapai bila terjadi perpaduan secara total antara kemampuan sumber, bentuk dan teknik penyajian pesan, kapasitas saluran komunikasi dan kondisi khalayak.

kemampuan sumber berkaitan dengan faktor:

· kredibilitas yang dimiliki oleh sumber. Seorang sumber yang memiliki pengetahuan, keahlian atau pengalaman yang relevan dengan topik pesan yang disampaikan dapat digolongkan sebagai seorang sumber yang kredibel.

· daya tarik sumber

· kekuatan/kekuasaan sumber yang meliputi kharisma, wibawa ototritas, kompetensi/keahlian, complience/pemenuhan

Bentuk dan teknik penyajian pesan dapat dilihat melalui:

· struktur pesan yang meliputi a). pesan satu sisi /regenci model dan pesan dua sisi/primacy model; klimax order /inti pesan diletakkan pada bagian akhir, antiklimax order/inti pesan diletakkan pada bagian awal, pyramidal order/ inti pesan diletakkan di bagian tengah.

· Daya tarik pesan, meliputi fear appeals (menonjolkan unsur ancaman), emotional appeals (menekankan pada hal-hal yang bersifat emosi), rational appeals (menyangkut hal-hal yang logis dan faktual), humor appeals ( menonjolkan unsur hiburan)

saluran yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi meliputi:

· Saluran komunikasi antar pribadi

Karakteristik dari saluran komunikasi antar pribadi meliputi: komunisi dilakukan secara lngsung dan bersifat pribadi, pesan dapat disampaikan secara lebih rinci dan fleksibel, keterlibatan khalyak cukup tinggi, umpan balik dapat langsung diketahui, dampak yang ditimbulkan bisa sampai aspek konatif, daya jangkau dan kecepatan penyampaian pesan terbatas.

· Saluran komunikasi massa

Karakteristik saluran komunikasi massa meliputidaya jangkau khalayak luas, cepat dalam menyampaikan pesan, dampak yang ditimbulkan hanya sampai aspek kognitif. Yang termasuk dalam komunikasi massa adalah tv, radio, film, surat kabar, majalah, bilboard, leaflet, booklets.

· Media tradisional, meliputi wayang golek, ludruk, ketoprak, lenong betawi dan sebagainya

khalayak merupakan salahsatu unsur komunikasi yang cukup menentukan keefektifan dari suatu kegiatan komunikasi. Karakteristik dari khalayak perlu diperhatikan oleh pihak sumber agar penyampaian pesan bisa tepat sasaran. Adapun karakteristik khalayak adalah sebagai berikut:

· Khalayak sebagai penggarap informasi. Artinya dalam menerima suatu pesan khalayk akan selektif, mereka tidak begitu saja menerima semua isi pesan, namun memilah dan memilih isi pesan mana yang dirasa sesuai dengan kepentingannya.

· Khalayak sebagai probem solver, yaitu selalu berusaha mencari pemecahan dari maslah yang dihadapinya.

· Khalayak sebagai Mediator. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang dalam kegiatan komunikasi bukan menjadi target sasaran, namun menjadi penghubung antara sumber dengan target sasaran. Contoh kahalyak yang menjadi mediator adalah pemuka pendapat, tokoh masyarakat.

· Khalayak yang mencari pembela. Pada kasus ini pesan digunakan untuk mendukung atau memperkuat pendapat atau keyakinan seseorang terhadap suatu hal.

· Khalayak sebagai anggota kelompok. Sebagai anggota kelompok, seorang individu dalam merima suatu pesan tidak hanya berdasarkan dimensi individu tetapi juga dimensi kelompok.

· Kahalyak sebagai kelompok. Masyarakat terdiri dari berbagai kelompok, bisa kelompok berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan dan sebagainya. Untuk itu dalam upaya penyampaian pesan perlu ditentukan segmentasi(pengelompokan) kahalayak.

· Selera khalayak. Pada dasarnya semua kahlayak memiliki selera dalam menetuklan isi pesan yng akan diserapnya. Adapun selera dari masing-masing khalayak tidaklah selalu sama. hal ini perlu menjadi perhatian khusus dari para pembuat pesan

· Khalayak sebagai khalayak suatu medium. Karakteristik ini menunjukkan bahwa seseorang telah menjadi khalayak tetap dari suatu media. Sebagai contoh seorang anak telah menjadi khalayak tetap dari suatu majalah anak-anak, sehingga setiap majalah tersebut terbit ia selalu membeli majalah tersebut.

Untuk menciptakan suatu komunikasi yang efektif, seorang komunikator harus memilih secara tepat karakterteristik dari masing-masing unsur di atas, kemudian karaktersitik yang telah terpilih tersebut dipadukan menajdi suatu bentuk kegiatan komunikasi seperti yang diharapkan.

Saudara mahasiswa, bahasan di atas merupakan rangkuman dari materi yang termuat dalam modul 9 kegiatan belajar 1,2,3 dan 4. dengan memadukan secara tepat karakteristik dari masing-masing unsur tersebut, maka akan tercapai suatu kegiatan komunikasi yang efektif.
Terakhir diperbaharui: Selasa, 1 Mei 2012, 15:50
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar